Rabu, 27 Januari 2016

Lalu Kami pun Berdoa

ilustrasi-net
Siang sebelum hujan. Dia menyapa lalu bertanya.

“Takdir sebenarnya bukan masalah kesempatan, tetapi pilihan. Takdir bukan harus ditunggu, tetapi takdir haruslah diraih.”

Lalu terjadi dialog.

“Betul, takdir ada dua. Ada yang sudah tidak bisa diubah, dan ada yang bisa diubah dengan kemauan sndiri. Intinya begini, Tuhan tidak mengubah suatu kaum, apabila kaum itu tidak mengubah sendiri,” kataku.

Takdir yang tak pernah terpikirkan sebelumnya.
“Terkadang lebih baik merelakan dan biarkan Tuhan yang menentukan. Hanya Tuhan yang mampu menyelesaikan berbagai masalah hidup kita,katanya.

“Yang menentukan masa depan bukan kekayaan, kedudukan, dan kebahagiaan yang  dicapai, namun ke arah mana akan dibawa semua itu.”

“Tuhan telah melengkapi dengan kekuatan menghadapi semua masalah. Memang tak mudah, tapi pasti bisa melaluinya.”  

Biarkan aku menjawab meski seadanya. Dia mendengarkan.
“Iya, terkadang masalah tak mampu diselesaikan manusia.”

“Doa memberikan kekuatan pada mereka yang lemah. Membuat mereka tidak percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan.”

“Isilah hari-hari dengan doa yang tulus dan ikhlas. Dia yang bisa mengubah takdir. Bukan doa mengancam.

Lalu kami pun berdoa
“Ya Tuhan, dekatkan hamba dengan orang-orang baik, agar hamba bisa mengikuti jejak kebaikannya. Tunjukkanlah jalan agar hamba bisa membantu mereka yang membutuhkan sehingga mereka dapat terlepas dari masalah yang mereka hadapi.”

“Semoga Tuhan tetap memberikan anugerah kesehatan untuk bisa berbuat kepada sesama. Kebajikan yang diridhai-Nya. Amien.”


Denpasar,  2015

0 komentar:

Posting Komentar