Jumat, 18 Desember 2015

Tetes Pilu di Jantung Kota


Sepasang mata 
beribu bola mata 
melihat dan menjadi saksi

Tak ada jera atas tragedi

Bertubi-tubi
Hanya bergumam 
Ini sudah damai
Tak ada lagi dendam
Apalagi sampai mati

Tepat setelah kucuran darah 
hingga jalan kota memerah
Ataukah menghunus samurai
Hingga usus terburai
Ataukah harus ada selongsong peluru 
Menembus ulu
Ataukah mengibarkan kain putih di sudut kota
Lalu diganti bendera kebanggaan 
bukan atas nama bangsa

Ha..ha.. ha...
Para penguasa tertawa
Di balik kursi-kursi jemawa 
Biarkan mereka berkelahi
Apalagi melibatkan kelompok
Toh aku tetap berdiri di onggok

Duka nyawa bergaris
Hujan berganti gerimis 
Bercampur tangis 
Bulan tertutup mendung
Purnama telah pudar 
Meleleh 
Menetes 
Pilu 
Di jantung kota

denpasar, 18 desember 2015

0 komentar:

Posting Komentar