Sepasang mata
beribu bola mata
melihat dan menjadi saksi
Tak ada jera atas tragedi
Bertubi-tubi
Hanya bergumam
Ini sudah damai
Tak ada lagi dendam
Apalagi sampai mati
Tepat setelah kucuran darah
hingga jalan kota memerah
Ataukah menghunus samurai
Hingga usus terburai
Ataukah harus ada selongsong peluru
Menembus ulu
Ataukah mengibarkan kain putih di sudut kota
Lalu diganti bendera kebanggaan
bukan atas nama bangsa
Ha..ha.. ha...
Para penguasa tertawa
Di balik kursi-kursi jemawa
Biarkan mereka berkelahi
Apalagi melibatkan kelompok
Toh aku tetap berdiri di onggok
Duka nyawa bergaris
Hujan berganti gerimis
Bercampur tangis
Bulan tertutup mendung
Purnama telah pudar
Meleleh
Menetes
Pilu
Di jantung kota
denpasar, 18 desember 2015
0 komentar:
Posting Komentar