Senin, 09 Mei 2016

Jungkir Balik Lebaran atau Pencitraan


daging sapi/ilustrasi/antara

“Maaf, kami akan operasi pasar dulu. Apa iya harga daging sapi sampai Rp 150 ribu per kilogram (kg).” “Lho, padahal stok sangat banyak dan mencukupi hingga hari raya sekali pun.” 
Jawaban buru-buru para pejabat saat ditanya harga kebutuhan pokok melambung tinggi menjelang ramadan apalagi Lebaran. Klasik memang jawabannya. Apalagi alasannya. Tetapi inilah yang terus perdengarkan dan dipertontonkan kepada rakyat. Begitu gampang kemudian menyalahkan hukum ekonomi. Pasar penentu kebijakan. Oke kalau begitu.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak lazim jika tak membuat gebrakan. Jokowi dengan seribu cara membuat action minimal rakyat tahu ada langkah kongkret. Ya kongkretnya memajukan rapat terbatas atau ratas dari biasanya mepet ramadan menjadi kurang 2,5 bulan. Jokowi di Kantor Presiden kemarin, Selasa (26/4/2016) kemarin meminta menteri-menteri mampu mengendalikan harga pangan saat Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriah mendatang. 
Khusus komoditas daging, Jokowi meminta para menterinya menekan harga hingga di bawah Rp 87.000 per kg. Menteri harus memikirkan strategi apa demi menekan harga daging saat hari Lebaran.
Jokowi meminta ketersediaan bahan pokok terutama harga beras terjaga. Harga daging, harga minyak, betul-betul jadi perhatian utama. Harga beras di seluruh Indonesia harus dapat turun karena Lebaran bertepatan dengan panen raya.
Jokowi secara terbuka meminta hal-hal yang sudah jadi rutinitas setiap Lebaran naik, harus dicoba dijungkirbalikkan jadi turun harga. Ah pesimistis dong mampu menekan harga sebegitu rendahnya. Jawaban mudah. “Harga tinggi barang langka, dan stok daging menipis. Padahal sapi hidupnya melimpah.” Selesai sudah tanpa alasan perpanjangan.
Para pengamat menilai ultimatum Jokowi juga akan bias menjadi reshuffle kabinet. Jokowi dikabarkan siap-siap mengganti menteri jika kondisi harga tidak jungkir balik atau sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Nah, sanggupkah para menteri? Siap-siap saja berhadapan dengan peliknya bisnis daging kartel. Tetapi bagus untuk pencitraan dengan mampu menjungkirbalikkan kondisi harga saat lebaran. Tentunya jabatan aman. (*)

0 komentar:

Posting Komentar