Kamis, 14 Januari 2016

korban tak bernyawa #prayforjakarta


begitu riang memadukan suara
gemulai gerakan tanpa irama
tanpa kenal rupa
bunga berkembang penuh tembang
menari sembari bernyanyi
sayup sendu dipadu syahdu

pelan-pelan suara berubah gaduh
teriakan riuh mengaduh
berhamburan
keluar dari bilik-bilik penerangan
berjalan tertatih
berlari penuh penderitaan
tanpa uraian apapun
bertahan dan menahan

siang terik itu kemarin tak lagi tampak
tak ada sinar dari mana pun
selimut mendung menutup bumi
di tengah sengatan panas meleleh

mereka bercermin penuh luka
mereka menutupkan kedua telapak
tepat di wajah tanpa menengadah
bergelimpangan dan tumbang
nyawa telah melayang

butir gumpalan menetes
mengalir dari himpitan jari
air mata berderai
tak terbendung
sahut teriak serak
tabur bunga belasungkawa
doa kepada mereka

Denpasar, 2016

#prayforjakarta (Majalah Intisari)
Aksi teror kembali terjadi di Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14-1-2016). Peristiwa membuat kita berduka dan belasungkawa. Juga tanda tanya. Apa di balik peristiwa? Pengalihan isu? Siapa pelakunya? Jaringan ini dan itu? Dari siapa? Apakah ini ada hubungannya dengan agenda lain yang terkait dan dikait? Lantas dengan cepat mengidentifikasi kelompok tertentu? Apakah praktik konspirasi?

Peristiwa yang membuat benar-benar gaduh. Berita dan kabar menyebar bak bakteri sejak peristiwa terjadi. Foto terpapar pada sadisme di-unggah begitu saja. Melalui messenger dan media sosial hampir setiap sekerdip mata memandang fanpage tak terlewatkan peristiwa itu. Belum lagi berita-berita online yang tawaduk dengan mazhab speed tanpa kompromi langsung tendang. Tanpa memikirkan apakah dampak bagi pembaca. Tak kalah heroiknya tayangan televisi yang menampilkan cuplikan mengerikan peristiwa itu.

Siapa pun pelakunya dan apapun alasannya ini tidak dibenarkan. Korban telah jatuh. #prayforjakarta #prayforindonesia

0 komentar:

Posting Komentar