ilustrasi-embun-net |
Peluk erat sunyi
tak bernyanyi. Rasa sayang tak terlampaui. Cinta tak terkira. Pada suatu malam.
Tak tergoyahkan dalam buaian bulan dan bintang. Kami pun menikmati. Kisah tak begitu
lama. Semasa semut berbaris di teras. Berhamburan ketika sang tuan merentas.
bercerai berai tak bermakna. Garis penyesalan jelas melintas. Tak pernah
terbayang. Bahkan hanya sebatas kedip mata. Adakah jalan pintas?
Jarum-jarum di
dinding menuntun. Bukan pada kesimpulan. Babak baru perjalanan. Benturkanlah
kepala pada tembok kokoh itu. Inilah akibat.
Inilah azab. Inilah hukuman. Inilah kesengsaraan. Inilah penderitaan. Inilah
siksaan. Inilah balasan. Inilah yang pantas.
Langkah bisu
menertawakan hingga terseok-seok. Itu berlalu dan akan selalu. Berlahan
berderai embun menetes bening di pipi kayu layu. Antara api dan bara. Tampak
hina terkubur sirna. Teringat kisah melodi pagi tak pergi. Perjalanan singkat
tak pernah senyap. Engkau yang
kucinta. Sempurna. Ubahlah segalanya dan semua. Mereka dan aku sendiri. Meski
tak pernah kulihat namun terasa. Biarkan rapuh, relai, reput, dan repas terbawa
kata-kata.
Denpasar,
2015
0 komentar:
Posting Komentar