Rabu, 02 Maret 2016

puji sajadah



ilustrasi-sajadah-net
aku tiba-tiba menjauhkan sajadah-sajadah yang telah menemani mengembara. berkelana hingga pada titik tertegun dan terampun. mendekati kata-kata yang pernah ku ucapkan sebelum lahir di fana ini. maaf ketika semuanya telah tercurah. meski derai air mata jatuh menghiasi lempeng-lempeng dinding pipi. lalu sekuat tenaga berlari mengejar bayang-bayang. namun terjatuh. hati telah jauh dari pikiran. pecah berkeping-keping dari tubuh.

lalu ku tancapkan pandangan hingga berlumuran air mata. mengusap bidang jidat tepat di lingkar hitam. meraih jagat mengurai duka dan cita.

lalu ku langkahkan kaki hingga bergopoh-gopoh. menyambut tangan-tangan penuh duri.

lalu ku dengarkan semua bicara hingga tertegun. menghapus cerita dan bergegas pergi. entah berapa lama aku bercengkrama. sekadar memberikan kabar. atau mengenang perjalanan panjang hingga sekarang.

aku tiba-tiba menjauhkan sajadah-sajadah yang telah menyelami kalam. lantunan pujian menyebut. batu-batu kecil menyapa. lalu berkata lantang. hancur bagai kapas-kapas beterbangan. lalu menghilang diterpa sayup-sayup melodi langit. membelah duri-duri membagi irisan paling kecil. terperanjat. tersungur. terbangun. lalu sajadah-sajadah itu menengadah. melangkahlah!

denpasar, 2016

0 komentar:

Posting Komentar