Minggu, 01 Januari 2017

kultum tahun baru

Kau sebut: waktunya berpesta 
medan lapang hura-hura 
titik bunyi terompet nan riang gembira-
ditiup di sudut-sudut kota: di jalan-jalan sempit
dan di gubuk ujung gang tak tersinari lampu itu
penawar rindu balita digendong ibu
taburan kembang api berbunga-bunga di udara
mendung asap menutup cahaya bulan
sedu sedan sekejap berubah lampu hias warna-warni
uraian air mata menetes kegirangan
sambutan suka cita, tak ada duka,
meriah: semringah
meski hujan,
pertanda harapan,
kalau pun tak hujan, pertanda kasih sayang
begitu cerita malam pergantian angka
dongeng tempo di penghujung harapan

Kau lupa: tahun baru, mengingatkan kita tentang tahun lama, tahun lalu, tahun kemarin, dan usia bertambah-berkurang. bertambah dekat dengan hitungan kematian – berkurang umur, ya tentang ajal. sebagaimana waktu begitu cepat berlalu, terlewati yang tak sanggup terulang lagi. pagi, siang, senja dan malam kemarin. dan angka baru adalah peringatan.

Kau sedih: jangan-jangan! di malam pergantian selalu penuh rindu. banyak yang bisa dikerjakan: asa, cita, dan cinta. masih ada tahun, tahun depan: satu tahun, kalau dihitung terbentang 12 bulan, lalu membujur 52 pekan, dan melingkar 365 hari. atau jarum panjang-pendek jam dinding berputar melintasi 8.760 jam. garis kecil bergerak sedikit cepat selama 525.600 menit dan detak mengalun begitu indah mencatat 31.536.000 detik. bumi belum berhenti, dengan senang hati, wajah tersenyum berjalan dan berlari mengejar matahari.

Mari bersulam: seruputlah minuman meski pahit, atau kau pilih sendiri yang manis, tuangkan dengan aroma ketulusan. lalu habiskan makanan sebelum basi. bila belum kenyang, bisa kau makan satu tusuk sate kambing dengan penuh keikhlasan. lalu ambil cermin karena hujan belum berhenti. (*)

denpasar, 31 desember 2016
ilustrasi-net

0 komentar:

Posting Komentar