Jumat, 02 Desember 2016

Segelas Bir Henk Wullems Buat Timnas

Henk Wullems saat mendampingi tim Persegi Bali FC, 2007 lalu. (ali)

Tim Nasional (Timnas) Indonesia melenggang ke semi final Piala AFF 2016. Di tengah keterbatasan persiapan dan berbagai kendala “khas” Indonesia, Boaz Solossa dan kawan-kawan melangkah lebih jauh. Kaki-kaki sebelas patriot bangsa beranjak lebih jauh dibandingkan edisi 2012 dan 2014. Timnas mampu mengobati rindu rakyat Indonesia terhadap dahaga, tontonan, analisis sepak bola setelah sanksi FIFA.
Jauh sebelum itu, rasa pesimistis dimulai dengan hasil tak menggembirakan di laga awal turnamen yang dulu disebut Piala Tiger ini. Timnas kalah 4-2 melawan Thailand menjadi pukulan telak anak asuh Alfred Riedl. Pun kekhawatiran semakin menjadi-jadi karena hitung-hitungan peluang lolos dari fase grup A semakin berat. Pada laga kedua yang seharusnya bisa menang, namun hasil akhirnya imbang 2-2 ketika bersua dengan tim tuan rumah Filipina. Posisi Indonesia pun sebagai juru kunci di klasemen sementara.
Tiba waktunya laga pamungkas, Indonesia harus bermain hidup mati dengan Singapura (Jumat, 25 November 2016). Meski, sempat tertinggal lewat gol salto Khairul Amri pada babak pertama. Namun, pemain Indonesia tidak pantang menyerah. Mereka bangkit pada babak kedua. Hasilnya, Andik Vermansyah dan Stefano Lilipaly mampu menjebol gawang Singapura yang dikawal HA Sunny. Skor tipis 2-1 cukup membuat Indonesia melaju ke babak semi final.
Pesta telah dimulai. Trending topic #TimnasDay bertahan hingga larut malam dan dini hari menyambut gegap gempita timnas Indonesia dipastikan lolos ke semi final waktu itu. Di laga semi final, Indonesia ditantang Timnas Vietnam. Lolos timnas seolah menjadi obat kerinduan dan kebahagiaan hidup bernegara Indonesia.
“Mari bersulam,” kata Meneer Henk Wullems usai mendampingi pemainnya memenangi pertandingan. Ia tampak semringah dan sesekali tertawa lepas. Di depannya tampak segelas bir. Ya, hampir setiap kesempatan, pelatih kelahiran Netherlands, 21 Januari 1936 silam ini minum segelas bir. Baik ketika duduk-duduk di pagi hari di restoran hotel tempat menginapnya. Begitu menikmati sekalipun gaji tak kunjung dibayar pengurus klub. Seteguk demi teguk segelas bir itu berkurang. Pelatih Timnas Indonesia periode 1997-1998 ini juga cukup lihai menuang minuman tertua yang dibuat manusia ini. Ia sangat hati-hati menuang agar tidak rusak. Saat buih-buih bir belum turun, itulah waktunya ia meneguknya.
Ia pun sempat marah ketika pelayan restoran memberikan segelas bir namun tanpa buih.
“Mengapa harus bir Meneer?” Cermati saja makna, tanda, dan simbol semantik Henk tentang hal itu.

Kesehatan Jantung Pertahanan
Layaknya karya sastra mencermati pencerahan mengenai citra, metafora, simbol dan matra. Biarkan bir sebagai tanda pesta. Jamuan pesta kecil dengan teman, keluarga, atau pesta setelah mencapai kemenangan tim. Dan Henk sedang merayakan sebuah hasil pertandingan, minimal menghibur diri. Di sela-sela itu, ia menceritakan sekaligus evaluasi. Mirip diskusi kecil namun hasilnya besar terutama kesehatan jantung pertahanan tim ketika begitu banyak gol masuk dibandingkan pemainnya menjebol gawang lawan. Pesta yang tidak membuat terlena karena masih ada pertandingan selanjutnya.
Henk tahu betul karakter pemain-pemain Indonesia. Malang melintang melatih di tim yang berlaga di liga Indonesia menjadi modal cukup menganalisis kemampuan menyerang dan bertahan sebuah tim di Indonesia. Suami Yvone ini terakhir melatih Persegi Bali FC sebelum benar-benar meninggalkan Indonesia. Sesi uji coba lapangan sehari sebelum pertandingan, ia selalu memastikan kekuatan pemain terutama di posisi defender. Ia menginstruksikan pemain belakang harus benar-benar kuat. Ia akan teriak-teriak jika pemain belakang latihan asal-asalnya. Menghadapi lawan yang terkenal sangat agresif Vietnam misalnya, Henk memberikan instruksi khusus pemain belakang. Ia sering briefing khusus kepada trio pemain belakang. Henk memang terkenal dengan formasi 3-5-2. Menurutnya pertahanan yang kuat bisa meredam gebrakan serangan lawan dan meminimalisir jumlah gol yang masuk.
Henk meminta lini belakang belakang fokus sepanjang pertandingan. Mereka harus bisa koordinasi dan tidak salah paham miscommunication. Jadi mereka harus mengerti dan paham pergerakan masing-masing. Henk kembali teriak-teriak di pinggir lapangan karena pemain belakang salah pengertian.
Nah, sembari merayakan pesta lolos ke semi final, catatan Timnas sekarang ini pada lini pertahanan. Riedl sepertinya telah pakem menerapkan formasi 4-4-2. Namun kuartet lini belakang Benny Wahyudi, Fachrudin, Yanto Basna, dan Abdul Lestaluhu masih rawan. Kebobolan 7 gol atau minus 1 dari jumlah gol lesakan ke gawang lawan. Jumlah gol tersebut juga menjadi gol terbanyak setelah Timnas Kamboja di Piala AFF 2016. Cukup gampang, bagaimana gol cepat Thailand di laga pertama. Antisipasi yang buruk Yanto Basna dan salah pengertian dengan penjaga gawang berakibat fatal.
Laga perdana semi final melawan Vietnam, Sabtu (3/12/2016) akan menjadi perhatian khusus pertahanan. Bisa saja Vietnam akan memanfaatkan celah kelemahan Indonesia. Belum lagi, dua bek Yanto B dan Fachrudin yang selalu mengisi starting line up di babak penyisihan harus absen akibat akumulasi kartu. Stok bek memang masih mumpuni. Riedl mungkin akan mencoba Mahanatti L dan Gunawan D Cahyo dibandingkan bek jebolan U-19 Hansamu. Tentu Riedl segera dievaluasi lini krusial ini.
Riedl bisa saja memaksimal masa jeda kemarin memaksimalkan pola pertahanan menghadapi gempuran Vietnam. Memperbaiki mental agar tidak lengah di menit-menit akhir yang menjadi bumerang. Bisa jadi Riedl bereksperimen menerapkan formasi lain. Bukankah eksperimen sah-sah saja pada tim-tim yang sedang mencari titik stabilnya? Biarkan Riedl mencoba dan menciptakan formula terbaik, sehingga Indonesia juara. “Alangkah indahnya.”
Sembari itu, jangan lupa minumnya cukup segelas. Jangan terlalu banyak nanti bisa mabuk dan larut dalam kemenangan. Jangan sampai mabuk dengan hasil sekarang. Pesta belum waktunya pesta pora. Ingat besok lusa masih ada laga lagi. Pesta cukup selesai sampai di sini dulu, harus persiapan menghadapi laga berikutnya yang tak kalah beratnya. Tetap jaga konsistensi karena jalan masih panjang menuju puncak juara. Kutukan runner up harus dikubur dalam-dalam. Jika berhasil meraih gelar pesta besar telah menanti. PSSI dan pemerintah seperti biasa menjanjikan guyuran bonus. “katanya.”
/o o kamu ketahuan pacaran lagi dengan dirinya teman baikku/
/o o kamu ketahuan pacaran lagi dengan dirinya teman baikku/
/tapi tak mengapa aku tak heran karena dirimu cinta sesaatku/
/dararam dararam//dararam dararam//dararam dararam//dararam dararam/
Sambil berdendang dengan terbata-bata lagu Ketahuan milik Matta Band itu, Henk pun meninggalkan Indonesia. “Terima kasih Meneer segelas birnya.” (*)

1 komentar: