Selasa, 28 Juli 2015

pdip baru saja cicipi koalisi golkar

ilustrasi-net

Pemilihan kepala daerah atau lazim diringkas Pilkada edisi 2015 bakal digelar serentak. Tak terkecuali di Bali. Pulau Dewata pada ajang pesta demokrasi langsung bakal menggelar enam even di enam kabupaten-kota. Adalah Kota Denpasar, Badung, Tabanan, Jembrana, Bangli, dan Karangasem. Praktis Selasa (28/7/2015) masing-masing pasangan bakal calon (balon) bupati dan wakil bupati mendaftarkan diri ke masing-masing komisi pemilihan umum (KPU).

Tentu masing-masing paket punya cara saat mendaftar di KPU. Yang pasti mereka membawa massa sebagai simbol show force awal. Ya paling tidak, ini bagian dari unjuk kekuatan calon pemilih. Ada yang bawa banteng lengkap dengan akseorisnya. Ada juga yang didampingi tokoh kera sakti cerita epos ramayana yaitu hanoman. Ada juga naik naik dokar bak berada di kereka kencana dan masih banyak lagi.

Di Bali tak lazim jika PDI Perjuangan (PDIP) tak memasang calon dari kadernya untuk bertarung pada gong demokrasi ini. Maklum Pulau Dewata adalah kandang banteng perjuangan yang tak pernah surut hingga sekarang. Dan bisa dipastikan para calonnya dengan 'mudah' melenggang ke singgasana bupati dan wakil bupati. Suara fanatik tak kan pernah terkalahkan meski diiming-imingi perubahan atau sekadar sogokan. Ya kemenangan dengan raihan angka 75 persen menjadi angka yang lumrah.

Seperti edisi pilkada serentak ini misalnya, dua kabupaten yaitu Tabanan dan Jembrana, serta Kota Denpasar bisa dikatakan menjadi ladang suara calon dari PDIP. Tentu paket lawan akan ketar-ketir. Maklum keempat paket itu, Ni Putu Eka Wiryastuti dan I Gede Komang Sanjaya atau Eka-Jaya (Tabanan), Artha-Kembang atau Abang (Jembrana), Made Gianyar dan SN Sedana Arta (Bangli), dan cawali dan cawawali kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra-IGN Jaya Negara atau Dharma-Jaya (Denpasar) merupakan paket PDIP dengan sumber basis massa yang real. Keempat juga merupakan paket petahana atau incumbent. Praktis keempat paket ini diprediksi dengan mudah menjungkalkan para penantangannya.

Bagi pasangan Eka-Jaya tentu tak sulit untuk mempertahankan kekuasannya untuk kedua kalinya. Apalagi, secara historis Tabanan ladang termerah bagi PDIP. Paket Abang tentu juga akan mudah mendulang suara. Ini karena, di Jembrana muncul dua paket lagi yaitu pasangan yang diusung Koalisi Bali Mandara (KBM) I Ketut Wirawan-I Made Suardana (Wiradana), dan paket dari Forkap I Komang Sinatra dan I Gusti Agung Ketut Sudanayasa atau SIGY. Kondisi serupa juga terjadi di Kabupaten Bangli. Apalagi pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Denpasar Dharma-Jaya yang bakal menghadapi penantang jago KBM Ketut Suwandhi-Made Arjaya.

Nah, kondisi berbeda memang terjadi di Kabupaten Badung dan Karangasem. Dua kabupaten ini dalam dua periode pilkada selalu mengantarkan kemenangan paket yang diusung Golkar dan kawan-kawan. Di Karangasem bakal terjadi tiga pertarungan tiga paket I Made Sukerana dan Komang Kisid (SUKSES)  dengan pengusung Golkar dan kawan-kawan. Masdipa (IGA Mas Sumatri dan Wayan Arthadipa) paket yang digawangi NasDem, dan pasangan andalan PDIP Wayan Sudirta-Ni Made Sumiati.

Khusus di Badung digadang-gadang bakal terjadi pertarungan seru head to head yang Nyoman Giri Prasta - Ketut Suiasa (Giriasa) dan paket Made Sudiana - Nyoman Sutrisno (Badung Bagus). Giri Prasta Ketua DPC PDIP Badung dan Suiasa Ketua DPD II Golkar Badung. Sedangkan Sudiana Wakil ketua DPD II Golkar dan Nyoman Sutrisno politisi Demokrat.

Di kali kedua even pilkada langsung, calon PDIP selalu terjungkal dari pasangan yang digerakkan Golkar. Meski secara akumulasi kursi di DPRD PDIP menguasai. Namun tak cukup membantu calonnya pada persaingan Badung I dan II. Di Kabupaten terkaya di Indonesia ini, calon PDIP terjungkal dengan perolehan suara kalah telak.

Pada edisi 2010 lalu misalnya, pasangan Prof Wita-Wayan Disel (Widi) tak mampu mengimbangi kedigdayaan AA Gde Agung-I Ketut Sudikerta (AS). Tetapi kala itu, Paket Widi memang tidak didukung sama sekali dari partai lain. Bisa dibilang waktu itu, PDIP dikeroyok 13 parpol koalisi yang dimotori Golkar dan Demokrat.

Berbeda dengan tahun ini, pasangan Golkar sudah 'terpecah belah'. Suiasa cawabup dari PDIP merupakan pentolan Golkar Badung karena menjabat Ketua DPD II Golkar Badung. Ia pun tercatat Ketua Tim Pemenangan paket AS pada edisi lima tahun lalu. Sejarah baru bagi PDIP bisa menggandeng Golkar. Sekarang PDIP baru saja mencicipi berkoalisi dengan Golkar di ajang Pilkada. Harapannya tentu dengan format seperti ini akan menjungkalkan pasangan Badung Bagus.

Secara geografis, paket Giriasa ini tentu paket 'idaman' bagi warga yang fanatik dengan bentuk wilayah seperti keris ini. Giri dari ujung utara (Pelaga-Kecamatan Petang) dan Suiasa asal ujung selatan (Pecatu-Kecamatan Kuta Selatan). Jauh berbeda ketika dibandingkan secara geografis dengan Paket Badung Bagus yang keduanya berasal dari Badung tengah. Sudiana berasal Canggu, Kecamatan Kuta Utara, sedangkan wakilnya Nyoman Sutrisno tetangga desanya dari Cemagi-Kecamatan Mengwi.

Namun, kader di PDIP belum yakin paket Giriasa bisa memenangi pertarungan ini. Bahkan ada yang menyebut paket ini memang cukup populer di kalangan atas namun tak sepopuler calon lain di kalangan bawah. Bahkan ada bayang-bayang kegagalan PDIP Badung yang ketiga kalinya atau hattrick.

Tentu ini menguntungkan bagi PDIP dan tentu bagi Golkar bila paket Giriasa menang. Paket Giriasa dinilai adalah langkah strategis Golkar di tengah kisruh dua kubu ARB-AL. Golkar sengaja memasang Suiasa dengan asumsi nanti akan mendapatkan jatah Badung II. Sedangkan jika Sudiana-Sutrisno memang bakal akan lebih lagi, Golkar menangi Pilkada lagi. Tetapi semuanya masih perlu dicari kebenarannya. Jadi patut ditunggu, siapa nanti yang bakal pemenang laga head to head Giriasa dan Badung Bagus ini. (*)

denpasar 28 juli 2015

0 komentar:

Posting Komentar