Rabu, 29 Juli 2015

sajak-sajak pengasingan

ilustrasi-net



tragedi kelam 

keheningan malam itu tak sanggup mengetuk hatiku. terkutuk dalam kebiadaban angkara murka. menggores luka lama yang tak pernah teringat lagi. melintasi nisan di bahan dahan purnama.

bisikan lembut merasuk jiwa dan raga. menghapuskan napas-napas cinta. harapan di angkasa raya. hembuskan benih-benih kejernihan pikiran.

kisah dan kasih terpeluk sendi-sendi jiwa. kalut menguncang tulang-belulang. mencabut menghampiri tanpa mimpi. antara lagu kematian atau alunan sendu.

kemudian sabda-sabda cinta menyayat hati. kalam murni tak jauh ke dalam. pelukan jagat duniawi. menyirami debu-debu iri dan dengki. hasrat melangkah meratapi hingga nanti.

kelam terkubur dalam
indah dan terindah
turun mengguncang jiwa-jiwa terharu
cakrawala berubah jadi nyata

goresan frustasi

perjalanan tak pernah berhenti di sini. masih panjang entah sampai kapan.
namun kaki rasanya tak mampu lagi. harapan hanya impian. memberi terbaik tak kuasa. apalagi menyuguhkan kenyataan. pikir ku.

kembang tak mungkin mekar lagi. semampai hingga jatuh di pagi hari. embun-embun pagi menetes tanpa henti. ketika daun terpancar sinar matahari. terpaku di sebuah tempat itu. setelah berlari tak tentu. berfikir hingga tak sampai waktu. tak menentu.

sayup-sayup angin menyapaku. menolehkan pandangan pada batu itu. air jatuh tepat di tengah lempengan. menatap penuh ingatan. pesan itu. batu sekeras apapun. jika ditetesi akan berlubang. apalagi aku?

beranjak. berjalan. semua belum akhir. demi masa

senja diri 

kemudian berkata-kata. merangkai indah. menyisir alunan sendu. dongeng cerita masa itu. terbingkai meski di antara belukar. kemudian mengisi hari-hari penuh arti. tanpa memandang yang lebih tinggi. berangkat dari awal dan tak terhenti. berpijak dan melintas meski di tepi

kemudian bercengkrama memadu. ya! perbedaan yang pernah ada. menerima dan saling mengisi. bernyanyi meski hanya lantunan syair. kemudian merindu haru dan pilu. membekas di reruntuhan kayu layu. diterpa angin dan tetesan hujan sayu. butiran air mata tandamu. dan kemudian garis tinta itu. ya! tak nampak lagi.

sayap pengampunan

demi masa yang telah terlewati. hapuskanlah keangkuhan diri. bulu-bulu yang mengotori bumi. yang terlena dan lupa diri.

demi jiwa-jiwa yang terpana. sadarkanlah tetesan air mata. beku hati termakan waktu. terbujuk keelokan rayuanmu.

berpijak tak pernah tampak
dituntun tongkat berontak

demi jiwa yang meronta. saat hembusan terakhir. berikanlah jeda berpikir. hingga tak ada lagi selimut kikir. sambut sengal dengan alunan dzikir

merintih menambah pedih. sedih semakin perih. hitungan cambukan tak terkira rasa. terkatung-katung di alam kedua. irisan dan sayatan sengasara.

menghempaskan kebahagiaan
berdiri di hamparan gurun kesepian

demi napas yang terbatas. bentangkanlah sayap pengampunan. runtuhkan jasad-jasad congkak. tundukkan kepala hingga tak beranjak. meski hanya sejenak.

denpasar, 30 juli 2015

0 komentar:

Posting Komentar